Selasa, 23 April 2013

Nyaris Tersesat. Penginjakan kaki di Hongkong

Perjalanan kali ini mengajarkan saya statement ini: DILARANG NGEYEL SAMA
SUAMI. Hehehe…. Ceritanya kami salah tujuan ferry. Harusnya kami memilih
ke tujuan pulau Hongkong, tapi kami naik ferry ke tujuan Kowloon. Siapa
yang usul? Tentu saja saya.

Salah tujuan ini  berakibat banyak hal. Yang jelas, kami kehilangan waktu
untuk jalan ke hongkong dan capek!!  Begitu sampe di China Terminal Ferry
yang ada di Kowloon, kami mencari cara bagaimana menuju penginapan.
Penginapan kami berada di daerah Cause Way Bay, pusat kota dan pusat
perbelajnaan mahal. Persis seperti jalan Orchard di Singapura. Kami
menginap di apartement milik orang Tegal hehehe.. Indonesia lhoo…. Saya
dapatkan alamatnya melalui para blogger di google. 

Penginapannya terkenal dengan apartemen ibu Lili, karena pemiliknya ibu Lili. Pemilik sebenarnya
adalah Ibu Fenny, orang Tegal yang sudah 26 tahun tinggal di Hongkong,
sedangkan ibu Lili adalah pemantu atau TKW yang bekerja dengan ibu Fenny.
Prosedur pemesannya, saya telepon (karena SMS tidak dibalas) ke nomor
HPnya, kalo deal kasih uang DP, sisanya dibayar setelah check out. Tarif
per malam sebesar 550 HKD = 700 ribu rupiah. Ukuran yang cukupan untuk
sekelas Hongkong, apalagi pusat kota. Kami hanya perlu jalan selama 2
menit dari stasiun MTR. Dengan harga itu, kami sudah dapat air minum, air
panas, AC dan entu saja kamar mandi dalam.

Sebenarnya saya sudah pesan penginapan di daerah Mongkok lewat situs
booking.com, tapi salah pencet!!!! Tangan saya mencet ke hotel yang lewat
ratingnya ga banget dan kotor padahal saya udah open kartu kredit. Puji
Tuhan sampe sekarang tidak ada tagihan untuk pembatalan hostel tersebut
(jangan sampe dehh… lumayan 660 HKD= 850 ribu untuk dua malam). Berhubung
suami ga mau menginap di hostel tersebut, terdamparlah kami di apartemen
milik bu Fenny.

Well, balik ke Terminal Ferry tadi. Waktu kami berlabuh, cuaca hujan. Yang
kami lakukan adalah bertanya cara dimana stasiun MTR terdekat. Sementara
hujan makin deras, terpaksa kami harus membeli paying seharga 70 HKD di
seven eleven. Mahaalllllllllll.

“Where is the MTR station?”, Tanya saya acak adul
“Walk away, just 5 minutes’, kata satpam (nebak aja kalo satpam, klo salah
ya maap).

Yak, jalanlah kami menuju MTR station tersebut. Sudah 5 menit. Kok ga
sampe-sampe. 10 menit. Kok ga sampe-sampe. Malah ketemu sama perbaikan
jalan. 15 menit. Kok ga sampe-sampe. Saya baru sadar kalo orang Hongkong
berjalan dengan sangat cepat, beda dengan kita. Bener juga 5 menit orang
Hongkong=15 menit orang Indonesia. 18 menit..  Busett… amburadul banget
saya. Pengen nangis. Kaki uda gempor. Pegel. Lengket. Belum mandi. Hujan
deras. Hiks…

20 menit kemudian barulah kami sampe di MTR station menuju cause way bay.
Sampai di Cause way Bay, bu Fenny dan Bu Lily menjemput kami. Fiuhhh
terimakasih Tuhan…

Habis mandi, langsunglah kaki kami melangkah ke Cause way Bay, sogo dan
pertokoan lainnya. Rencananya sih mau beli jam Casio, sepatu, dan jam
tangan buat saya. Tapi mahalnya nyookkkkk. Ga kuat di dompet. Untuk harga
arloji, hasil survey kami masih tetep murah di situs arlojijakarta.com.

Acara belanja batal. Kami berjalan menyusuri sepanjang jalan Cause Way Bay
dan Victoria Park yang terkenal dengan para TKW nongkrong.

Hari itu pun berakhir secercah kelegaan. Kelegaan karena kami berhasil
mengalahkan segala ketakutan. Ketakutan akan bagaimana, ketakutan akan
bahasa, dan ketakutan akan ketidakbisaan lainnya …
Sekali lagi, terimakasih Tuhan….

 

Apartement Ibu Fenny/Lily
Paterson Buildng-Paterson Street
Causeway Bay -Hongkong

0 Comments: